Sabtu, 14 September 2013

Mengurangi Stres Akibat Utang


Tagihan utang yang menumpuk sementara pendapatan pas-pasan bisa membuat Anda stres berkepanjangan. Imbasnya akan membuat kesehatan mental dan fisik Anda terganggu. Padahal ketika stres, Anda tak akan bisa berpikir jernih bagaimana cara mengatasi utang tersebut. Lalu bagaimana caranya agar tumpukan utang ini tidak membuat Anda stres? 

1. Beri penilaian yang tepat pada uang
David Krueger, seorang ahli keuangan di Houston, Texas, mengungkapkan bahwa sebagian besar orang menggunakan uang untuk menunjukkan status sosialnya. "Banyak orang yang menggunakan uang untuk memberikan makna dalam hidup, menggunakannya setiap hari untuk menunjukkan kebebasan, mewujudkan kekuasaan. Hal ini bisa menjadi bukti mengenai nilai uang atau bahwa uang memberikan peluang," ungkapnya.

Mulailah menanyakan pada diri sendiri mengapa Anda suka memboroskan uang untuk membeli barang-barang bermerek yang belum tentu berguna. Pikirkan kembali, apa nilai dan manfaat uang yang sebenarnya untuk Anda. Krueger mengungkapkan, ini adalah langkah pertama untuk mengontrol penggunaan uang Anda. "Bila Anda berpikir dengan benar, maka Anda bisa memikirkan strategi mengatasi utang-utang Anda," jelasnya.

2. Sadari jebakan kartu kredit
Bagi para shopaholic, kartu kredit bisa membuat mereka merasa bebas belanja tanpa harus membayar secara tunai. Namun kartu kredit hanya akan membuat Anda merasakan kebebasan dan kesenangan sesaat.

Misalnya, para penggila belanja akan merasa puas dan bangga ketika mereka bisa memakai kartu kreditnya sampai batas maksimal, atau ketika mereka punya kartu kredit tambahan. "Salah satu penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang-orang seperti ini kemungkinan akan merasa stres, namun di sisi yang lain mereka juga merasa lebih kuat karena masih punya banyak sumber dana yang tersedia untuk Anda melalui kartu kredit baru atau limit kartu yang tinggi," ungkap psikolog Kelly McGonigal.

Ada baiknya Anda menyadari bahwa ini adalah ilusi jangka pendek. Pertimbangkan untuk berpikir tentang masa depan Anda yang juga membutuhkan banyak biaya. Ingat kembali tujuan hidup jangka panjang Anda, misalnya ingin membangun usaha sendiri, atau melanjutkan kuliah.

3. Membangun kontrol tubuh

Nasihat untuk mengontrol gairah belanja yang berlebihan dari teman atau keluarga biasanya tak akan berhasil. Karena itu, nasihat yang paling manjur adalah dorongan dari diri sendiri. Roy Baumeister, seorang psikolog sosial d Florida State University, mengungkapkan bahwa Anda punya kemampuan untuk mengendalikan dorongan untuk mendapatkan kepuasan instan (salah satunya dengan berbelanja) dalam diri Anda.
"Ada banyak cara untuk menahan diri saat belanja. Misalnya, melacak semua aktivitas pengeluaran Anda sehari-hari, termasuk pengeluaran hura-hura Anda. Hitung dengan angka sampai sedetail-detailnya. Ini merupakan bagian dari 'olahraga' yang efektif untuk memperkuat kontrol diri saat belanja," jelasnya. 


4. Jangan belanja saat bersedih
Menurut studi yang dimuat dalam Journal of Experimental Social Psychology, Anda cenderung banyak belanja saat Anda merasa sedih atau terancam. "Ketika sedih, orang lebih sering membeli banyak barang yang mencolok untuk meningkatkan hal positif tentang diri mereka terhadap orang lain.

Menurut penelitian ini, kecenderungan orang berbelanja saat sedih ini akan memberikan sensasi kenyamanan pada diri sendiri. Jika Anda merasa sedih, salah satu obatnya adalah dengan mengetahui lebih dulu apa yang membuat Anda bersedih dan mengatasinya. Atau, temukan penghiburan dan dukungan dari keluarga.Hal ini akan membantu Anda untuk mengurangi kecenderungan belanja yang berlebihan.

5. Kurangi jalan-jalan ke mall

Barang-barang yang terpajang di etalase toko biasanya akan membuat Anda berdecak kagum. Pandangan pertama dan kekaguman ini akan membuat Anda tergiur untuk membelinya. Pada sebagian orang, kekaguman ini lantas dilanjutkan dengan sikap masa bodoh dengan apa yang terjadi nanti kalau mereka membelinya dan lantas berutang lebih banyak. “Penting untuk mengamati respons Anda ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak konsisten dengan tujuan finansial Anda," papar McGonigal. "Jika Anda memerhatikan pemicu emosional Anda, kecil kemungkinan Anda akan menghabiskan uang yang sebenarnya tidak Anda miliki."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar