Kuliner Jepang lebih dulu populer di Indonesia ketimbang kuliner Korea. Sebut saja ramen, udon, soba, sushi, onigiri, dorayaki, takoyaki, okonomiyaki, teriyaki, dan yakiniku. Masakan Jepang cukup gampang diterima lidah Indonesia karena berbahan dasar sama dengan makanan Indonesia dan dianggap sebagai makanan sehat.
Sementara hidangan Korea menjadi populer setelah drama, film, dan musik ”Negeri Embun Pagi” ini mendunia, termasuk di Indonesia. Mungkin, paling terkenal di antara semua hidangan Korea adalah kimchi. Itu lho, sayuran yang difermentasikan dengan bumbu, antara lain garam, bawang putih, kecap asin, udang atau ikan, dan cabai merah bubuk.
Sama seperti kuliner Jepang, kuliner Korea pun dapat diterima lidah Indonesia meski berbumbu lebih tajam ketimbang hidangan Jepang. Begitu pula dengan tata cara makan kedua negara tersebut dengan sumpit.
Namun, sedikit berbeda dengan tata cara makan Jepang yang membolehkan mengangkat mangkuk nasi saat makan, dalam tata cara makan Korea, mangkuk nasi tidak boleh diangkat dan harus selalu menempel di meja. Selain itu, orang Jepang makan nasi dengan sumpit, sedangkan orang Korea makan nasi dengan sendok.
”Pelanggan kami menganggap hidangan Jepang seperti sushi dapat dinikmati kapan saja. Tinggal memilih porsi dan jenis sushi sesuai waktu makan yang dia inginkan. Bagi mereka, hidangan Jepang cocok dinikmati siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, karena tidak pedas,” kata Widyoko Sumantri, pemilik Restoran Sushi Kampoeng di Kalimalang, Jakarta Timur.
Restoran tersebut didirikan istrinya, tetapi kini dikelola anaknya, Bojes Jisindo Beaugeste, penyanyi yang juara ketiga Akademi Fantasi Indonesia 2005.
Mi dan nasi
Seperti banyak negara lain di Asia, bangsa Jepang mengenal mi melalui bangsa China. Mereka memiliki menrui alias keluarga mi yang meliputi ramen, udon, dan soba. Mi biasanya disajikan bersama kuah panas yang terbuat dari kaldu. Namun, ada pula udon yang disajikan dingin.
”Makanan Jepang pertama yang saya makan adalah ramen. Ibu saya yang memperkenalkan hidangan tersebut,” kata Ghea Fawwaza Fissabilillah, siswa kelas akselerasi 1 SMA Lab School Rawamangun, Jakarta Timur.
Sejak itu, Ghea suka dengan makanan Jepang dan senang mencicipi udon serta sushi. Menurut dia, makanan Jepang tidak terlalu jauh berbeda dengan makanan Indonesia, hanya bumbunya ringan dan tidak menyengat lidah.
Begitu pula dengan Nurjihan Fahira, siswa kelas XI IPA SMA Negeri 78, Jakarta Barat. Dia baru mengenal masakan Jepang sekitar setahun lalu. Walaupun semula merasa aneh dengan hidangan ikan mentah seperti sashimi, Jihan tidak kesulitan beradaptasi rasa. Dia menyukai hidangan tersebut.
”Ternyata ikan mentah enak juga. Sejak itu saya berani mencoba makanan mentah lainnya. Misalnya sushi dengan ikan matang atau mentah tidak masalah bagi saya,” kata Jihan yang juga suka ramen itu.
Bagi bangsa Jepang, nasi adalah makanan pokok, sama seperti umumnya bangsa-bangsa di Asia. Nasi Jepang sedikit berbeda dengan nasi lainnya karena lebih lengket sehingga mudah dimakan dengan sumpit. Nasi Jepang terbuat dari beras jenis japonica yang berbentuk pendek dan lonjong membulat. Sementara nasi di Indonesia dan Asia umumnya berasal dari beras jenis indica.
Makan tradisional Jepang yakni semangkuk nasi putih dengan lauk utama (ikan atau daging), lauk pelengkap (sayuran), sup (sup miso), dan acar sayur. Namun, dalam perjamuan lengkap nasi biasanya dihidangkan terakhir setelah sup, sayuran mi, makanan utama, bahkan hidangan penutup. Nasi untuk mereka yang masih lapar.
Di luar itu, masih ada hidangan lain terbuat dari nasi, seperti onigiri, sushi, dan bento. Onigiri adalah nasi kepal berbentuk oval atau segitiga berbungkus nori atau rumput laut kering berwarna hijau gelap. Di dalam onigiri biasanya ada isian ikan, seperti salmon, tuna serta udang, asinan buah plum, atau lauk asin lainnya.
Sementara sushi memiliki banyak jenis. Setiap isian, bentuk, tampilan membuat nama sushi berbeda. Namun, umumnya sushi terbuat dari nasi berbumbu gula, garam, dan cuka. Lain halnya dengan bento yang merupakan hidangan lengkap berupa nasi, lauk, dan sayuran dalam boks.
Salah satu makanan yang dianggap sebagai hidangan Jepang adalah tempura. Makanan berupa sayuran berbalut adonan tepung goreng ini berasal dari misionaris Portugis. Namun, kini tempura lazim dihidangkan bersama ramen atau udon.
Film dan drama
Seiring dengan wabah K-Wave berupa musik, film, dan drama Korea, hidangan ”Negeri Ginseng” itu ikut tenar dan dicari banyak orang. Bagi orang Korea, makanan bukan hanya untuk stamina tubuh, melainkan juga kekuatan jiwa dan pikiran. Hidangan Korea juga mencerminkan keseimbangan yin yang seperti hidangan China dan ajaran Buddha.
Sebagai negara dengan empat musim, Korea memiliki kuliner berbeda tiap musim. Namun, yang selalu ada adalah kimchi baik terbuat dari sawi putih, lobak, radis atau mentimun. Sekarang ada 200 jenis kimchi di Korea, baik yang pedas maupun tidak.
Kimchi dapat dimakan begitu saja atau ditambahkan dalam sup dan nasi goreng. Bahkan, ada pula hamburger dengan tambahan isi kimchi.
Hidangan Korea lainnya adalah bulgogi (irisan daging panggang berbumbu kecap, minyak wijen, bawang putih, bawang bombai, dan lada), galbi (daging iga panggang), samgyetang (sup ayam utuh dengan ginseng, jojoba, bawang putih, dan kacang berangan), bibimbap (nasi campur), ramyeon (mi), gimbap (nasi berbungkus rumput laut), serta teok (kue dari tepung beras).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar